DENGAN SEMANGAT HOLY, KITA MARKET
ruangrupa mempersembahkan:
HOLY MARKET ..is back!!!
“Dengan Semangat Holy Kita Market”
Sabtu & Minggu, 3 – 4 Agustus 2013
15.00 – 22.00 WIB
di ruangrupa,
Jl. Tebet Timur Dalam Raya, no.6
Jakarta Selatan
Pasar Murah Menjual Karya Seni & Barang-barang Artistik yang Eksentrik. Menjual berbagai art-works, pernak-pernik cantik, Juga kaos, tas, buku, band merchandise, CDs, kaset, toys, poster, komik, kamera, pajangan, memorabilia, koleksi barang-barang antik plus beraneka barang second-hand. dan benda-benda antah-berantah lainnya.
Featuring: Cafe Mondo, Demajors, Gambar Selaw, Gardu House, Ika Vantiani, Jah Ipul, JWA, Kamengski, Kelas Pagi Jakarta, Komunitas Djadoel, Needle n Bitch, P.A.L.U, The Hangover House, Popo, RURU Shop, and many more..
“Dengan Semangat Holy Kita Market“ akan dimeriahkan oleh penampilan istimewa dari:
3 Agustus 2013: Bin Idris (Sigmun), Parisude, dan Dendang Belantara | Mulai jam 16:00
4 Agustus 2013: Pandai Besi, L’Alphalpha, dan BITE | Mulai jam 19.00
Sampai Jumpa Di HOLY MARKET!
w: ruangrupa.org | t: @ruangrupa | fp: ruangrupa
Program Residensi Seniman – Galeri Nasional Indonesia
SEGERA KIRIM APLIKASI ANDA!
(e-flyer hi-res unduh/download: 1.2mb)
Program Residensi Seniman, Galeri Nasional Indonesia
Workshop, Artist Talk, Exhibition
Durasi : 5 minggu masa residensi / Galeri Nasional Indonesia
Fasilitas : Akomodasi, Biaya Hidup, Produksi Karya, dan Pameran Bersama
Galeri Nasional Indonesia hadir sebagai salah satu lembaga kebudayaan berupa museum khusus dan pusat kegiatan seni rupa yang terletak di tengah Ibu Kota Jakarta. Seperti lazimnya peranan galeri nasional di suatu negara, Galeri Nasional Indonesia berperan aktif dalam mengukuhkan institusinya sebagai barometer perkembangan seni rupa Indonesia sekaligus fasilitator dalam pengembangan potensi perupa Indonesia dalam peta regional dan internasional. Untuk itu, guna mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Galeri Nasional Indonesia di bidang edukasi dan pengembangan wacana seni rupa di tingkat nasional dan global, maka perlu dilakukan program residensi perupa dengan skala internasional.
Pada tahun 2013 ini, untuk pertama kalinya Galeri Nasional Indonesia bekerjasama dengan ruangrupa membuka program Residensi Perupa Nasional dan Mancanegara yang selanjutnya akan direncanakan rutin setiap tahunnya. Melalui kegiatan ini dapat mendukung seniman dari berbagai bidang seni untuk menjalin kerja kreatif dan penelitian bersama. Seniman diharapkan dapat mengembangkan kerja kreatifnya dengan konteks urban, sosial, politik, sejarah, dan budaya kontemporer di Jakarta. Diharapkan terjadi dialog, kolaborasi, dan transfer pengetahuan seni rupa terkini diantara perupa peserta residensi, khususnya antara perupa nasional dan mancanegara. Selain itu kegiatan residensi ini juga dapat menjadi pengalaman yang berharga bagi peserta dalam mengembangkan potensi dan karir kesenirupaannya.
Persyaratan:
- Pendaftaran residensi Perupa Indonesia dan Mancanegara berprestasi, akan dilakukan dengan sistem pendaftaran online yang dibuka secara umum di website program residensi.
- Program residensi ini akan memilih enam (6) seniman nasional dan mancanegara. Memiliki visi artistik dan sudah pernah menjalani sebuah praktek senirupa dalam kurun waktu tiga tahun terakhir. Berusia maksimal 35 tahun.
- Para calon peserta residensi harus mengirimkan proposal project yang berisi CV dan foto profil, sertakan alasan para calon peserta mengenai hal apa yang akan dilakukan di Jakarta dalam residensi ini.
Batas Waktu:
Aplikasi akan dibuka pada 15 Juli 2013 dan terakhir harus diterima pada 30 Juli 2013.
Informasi lengkap dan formulir pendaftaran bisa didapatkan di http://gniresidency.org/
Atas Kerjasama: Galeri Nasional Indonesia, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, ruangrupa.
Dukung Galeri Nasional Indonesia Residency; bantu menyebarkan materi ini dengan menampilkannya pada situs, blog, Facebook, Twitter, atau akun media sosial lainnya.
w: gniresidency.org | e: gniresidency@gmail.com | t: @gni_residency | fp: Galeri Nasional Indonesia Residency
—
SUBMIT YOUR APPLICATION!
Artist In Residence Program, Galeri Nasional Indonesia
Workshop, Artist Talk, Exhibition
Duration : 5 weeks residency / Galeri Nasional Indonesia
Grants : Accomodation, Living Cost, Production and Group Exhibition
Located in the heart of Jakarta, Indonesia National Gallery is a culture and arts institution which has a museum and represents the center of arts activity in Jakarta. Like the common function of a national gallery in a country, Indonesia National Gallery plays an active role to strengthen its position as a barometer in the development of Indonesian arts as well as a facilitator in the development of the potential of Indonesian artists both in the regional and international scale. Therefore, artists residency program is needed to be done to strengthen the Indonesia National Gallery duty and function in the field of education and the development of arts discourse in national and global.
In 2013, for the first time, Indonesia National Gallery cooperates with ruangrupa to open Residency Program for Indonesian and Foreign Artists. This program is planned to take place routine every year. Through this program, the artist from various backgrounds can be supported to establish creative works and joint research. The artists are expected to develop their creative works through the context of urban, social, political, and contemporary culture in Jakarta. The program expects a dialogue, collaboration, and contemporary arts knowledge transfer within the participant artists, particularly between Indonesian and foreign artists. This residency program can also give valuable experience for participants to develop their potential and carrier in arts field.
Terms:
1. The registration of performance Indonesian and Foreign Artist will be done through online registration that can be opened in this website.
2. This residency program will choose six (6) Indonesian and foreign artists under 35 years old. The artists are expected having their own artistic vision and has been undergoing a visual art practice within last three years.
3. The applicants must submit a project proposal contains CV, profile picture, the reason the applicants want to join this program, and the plan during residency program.
Deadline:The application is open on July 15, 2013, and will be closed on July 30, 2013
For more information and submission form: http://gniresidency.org/
In Cooperation: Galeri Nasional Indonesia, Ministry of Education and Culture Republic of Indonesia, ruangrupa.
Support Galeri Nasional Indonesia Residency please be kindly distribute this material by posting it on your site, blog, Facebook, Twitter, or other social media account.
w: gniresidency.org | e: gniresidency@gmail.com | t: @gni_residency | fp: Galeri Nasional Indonesia Residency
BODY FESTIVAL
ruangrupa mempersembahkan:
BODY FESTIVAL
Exhibition, Performance, Discussion
download: e-poster_BODY_FESTIVAL.jpg (1.5 mb)
Annisa Utami, Natasha Gabriella Tontey, Rega Ayundya Putri
Kurator: Ika Vantiani
PEMBUKAAN
Kamis, 4 Juli 2013
19.00 – selesai
di RURU Gallery
Jl. Tebet Timur Dalam Raya No. 6
Jakarta Selatan 12820
Dimeriahkan oleh:
Dll
Café Mondo DJ set
PAMERAN
4 – 20 Juli 2013 (kecuali Minggu), pukul 11.00 – 21.00
DISKUSI
Sabtu, 20 Juli 2013, mulai pukul 16.00
SESI 1 – Artist Talk: 16.00 – 17.00
Bersama: Ika Vantiani, Rega Ayundya Putri, Annisa Utami, dan Natasha Gabriella Tontey
Moderator: Leonhard BartolomeusPERFORMANCE ART: 17.00 – 17.45
Oleh: Yudhi WiddyantoroSESI 2 – “Tubuh Yang Menghidupi Tubuh”: 19.00 – 21.00
Bersama: Putri Sulistyowati (Sarjana Teknik/model), Aman Durga Sipatiti (Tatto Artist), dan Yudhi Widdyantoro (Pengecer Jasa Yoga)
Moderator: Sally Texania
Gratis & terbuka untuk umum!
BODY FESTIVAL adalah sebuah pameran bersama dari tiga seniman perempuan yang menguliti persoalan tiga bagian tubuh manusia: kepala, kaki, dan pinggul. Annisa Utami, lulusan Jurusan Seni Grafis, Fakultas Seni Rupa dan Desain,Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 2011, merespons bagian kepala manusia dalam hubungannya dengan kerja organ otak pada tubuh manusia lewat karya interaktif berupa video game. Ia membuat konsol dan program yang didesain secara khusus sebagai bentuk simulasi kerja otak. Natasha Gabriella Tontey, lulusan Desain Komunikasi Visual, Universitas Pelita Harapan pada 2011, melakukan observasi terhadap tubuh manusia melalui bagian kaki dengan membuat karya seni instalasi dari aneka ragam objek yang disusun dengan teknik kolase. Ia akan mengajak kita bermain-main untuk “merasakan” perjalanan tubuh dengan berjalan di atas karyanya. Rega Ayundya Putri, lulusan Jurusan Seni Patung, Fakultas Seni Rupa dan Desain, ITB pada 2012, menggunakan medium patung dan audio-visual untuk mengeksplorasi bagian pinggul manusia yang semuanya diletakkan dalam ruang khusus untuk berbagi sensasi “keibuan” yang ada dalam karyanya kepada kita. Melalui pameran BODY FESTIVAL, ketiga seniman muda ini merayakan apresiasi dan persepsi mereka tentang tubuh.
RURU Gallery mengundang seorang seniman, Ika Vantiani, untuk menjadi kurator pameran ini. Ia adalah seorang seniman multitalenta yang lebih dikenal melalui karya-karya zine, kolase, dan kerajinan. Sejak 2001, ia aktif berkarya, berpameran, mendistribusikan karyanya sendiri, serta memberikan lokakarya mengenai zine dan art merchandising. Sebelum menjadi kurator pameran BODY FESTIVAL ini, ia adalah kurator pameran Art on Poskart pada 2009 yang juga diselenggarakan di RURU Gallery.
info lebih lanjut, hubungi:
w: ruangrupa.org
t: twitter.com/ruangrupa / #ruangrupa
f: facebook.com/pages/ruangrupa/
e: info@ruangrupa.org
t/f: +62 (0) 21 830 4220
didukung oleh:
Pendaftaran Workshop Penulisan Kritik Seni Rupa dan Budaya Visual ruangrupa 2013
Dibuka: Pendaftaran Workshop Penulisan Kritik Seni Rupa dan Budaya Visual ruangrupa 2013
ruangrupa kembali membuka pendaftaran untuk mengikuti Workshop Penulisan Kritik Seni Rupa dan Budaya Visual, setelah sebelumnya diadakan sejak 2008. Workshop ini ditujukan kepada penulis muda yang memiliki minat terhadap penulisan kritik seni rupa dan budaya visual secara umum. Peserta workshop akan diseleksi berdasarkan tulisan-tulisan awal yang dikirimkan serta proposal proyek penulisan kritik seni rupa dan budaya visual yang akan dilaksanakan setelah selesai mengikuti workshop ini, beserta syarat pendaftaran lainnya. Hasil akhir dari workshop ini berupa pengelolaan situs jarakpandang.net oleh para peserta workshop, sebagai situs berisikan tulisan-tulisan kritik seni rupa dan budaya visual. Para peserta akan dilibatkan dalam proyek penulisan kritik seni rupa dan budaya visual di jarakpandang.net secara berkala. Selain itu, tulisan-tulisan tersebut akan dimasukan ke dalam proyek buku jarakpandang.net yang berisi tulisan-tulisan kritik seni rupa dan budaya visual dari para penulis muda, yang dihasilkan dari workshop penulisan ini sejak pertama kali diselenggarakan.
Workshop ini akan dilaksanakan di ruangrupa, Jakarta, 17-28 Juni 2013.
===
Persyaratan pendaftaran:
- Usia peserta antara 19 – 30 tahun
- Mengisi formulir pendaftaran online. (klik di sini)
- Mengirimkan 1 buah proyek penulisan dalam bentuk proposal (lihat formulir pendaftaran)
- Pendaftar yang terpilih membayar biaya workshop sebesar Rp. 500.000,-
- Biaya perjalanan peserta (travel/kereta/pesawat) dari luar Jakarta, ditanggung oleh masing-masing peserta.
– Pengisian formulir pendaftaran online selambat-lambatnya pada tanggal 9 Juni 2013.
– Peserta terpilih akan diumumkan pada tanggal 13 Juni 2013, melalui website ruangrupa dan jarakpandang.
Untuk informasi lebih lanjut silakan hubungi ruangrupa di:
Telepon : (021) 830 4220
Situs : ruangrupa.org | jarakpandang.net
E-mail: jarak_pandang@yahoo.com
Facebook : Jarak Pandang
Twitter : @jarakpandang
===
Para pembicara dan mentor Workshop Penulisan Seni Rupa dan Budaya Visual ruangrupa 2008-2012:
Agung Hujatnikajennong, Kritikus Seni dan Kurator, mengajar Seni Rupa di Institut Tekhnologi Bandung.
Aminuddin TH Siregar, Kurator dan Kritikus Seni Rupa, mengajarsSeni rupa di Institut Tekhnologi Bandung.
Antariksa, Peneliti dan Program Manager Kunci Cultural Studies Center, Yogyakarta.
Ardi Yunanto, Redaktur Jurnal Karbon ruangrupa.
Aryo Danusiri, Pembuat film dokumenter dan kandidat PhD bidang antropologi visual di Harvard University.
Prof. Dr. Bambang Sugiharto, Guru Besar Filsafat Universitas Parahyangan Bandung.
Bambang Sulistyo, Jurnalis Desk Seni dan Budaya Majalah GATRA.
Eric Sasono, Kritikus film, pendiri dan pengelola rumahfilm.org.
Farah Wardani, Kritikus Seni, Kurator dan Direktur Indonesian Visual Art Archive.
Hilmar Farid, Pengajar Kajian Budaya di Universitas Indonesia dan kandidat PhD di National University of Singapore.
Hikmat Darmawan, Pengamat Budaya Visual dan Redaktur rumahfilm.org.
Ika Vantiani, Penulis dan banyak terlibat dalam pembuatan media massa non-mainstream.
Irwan Ahmett, Seniman dan Graphic Designer.
Iswanto Hartono, Seniman dan Arsitek.
JJ. Rizal, Sejarawan dan direktur penerbit Komunitas Bambu.
Prof. Dr. Melani Budianta, MA, Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia.
Prof. Dr. PM. Laksono, Guru Besar Antropologi Universitas Gadjah Mada.
Prima Rusdi, Penulis Skenario dan Penggiat Film Indonesia.
Qaris Tajudin, Jurnalis Majalah Tempo dan U-Mag, pemerhati budaya visual.
Ugoran Prasad, Penulis prosa dan kritik seni pertunjukan, aktif di Teater Garasi dan Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia.
Dr. Yasraf Amir Piliang, Pengamat budaya massa dan pengajar di Institut Teknologi Bandung.
===
Testimoni Peserta Workshop Penulisan Seni Rupa dan Budaya Visual 2008-2012:
“Dua minggu ikut workshop ini serasa habis kuliah 6 tahun. Materi, pengajar, makanan, dan suasananya yang benar-benar mantap!”
– Leonhard Bartholomeus (Depok), Juru ketik dan penyiar amatiran. Peserta Angkatan 2012.
“Tadinya ikut workshop sekalian ngisi liburan, ternyata workshopnya bisa buat ngisi kehidupan. Materi, mentor, dan temen-temen workshopnya super menyenangkan. Dua minggu yang membuat saya (lumayan) tambah pinter memandang dan menulis perkara visual. Insightful.”
– Ellena Ekarahendy (Jakarta), mahasiswi Desain Komunikasi Visual, School of Design, Binus, Jakarta. Aktif berkegiatan bersama Titik Dua dan Teach For Indonesia. Peserta Angkatan 2012.
“Tiga hal yang saya dapat dari workshop ini: peluang mencintai seni rupa seperti saya mencintai Fisika dan Ilmu Politik, penghargaan pada rasa, dan sentuhan paling romantis dari segala jenis pendidikan: kekeluargaan.”
– Arys Aditya (Jember), Penulis lepas dan pengelola studi politik Rumah Baca Tikungan, Peserta Angkatan 2011.
“Pembicaranya berasal dari berbagai macam bidang dan berpengalaman. Yang paling penting, saya berkesempatan terhubung dengan banyak orang unik dari beragam latar belakang. Jadi bersiaplah untuk dua minggu yang penuh gizi.”
– Ibnu Nadzir (Jakarta), Peneliti PMB-LIPI, Jakarta, Peserta Angkatan 2011.
“Kalau ada lagu yang cocok untuk momen workshop ruru, kayaknya ‘Lihat Kebunku’. Soalnya penuh dengan bunga, setiap hari kusiram semua, dan semuanya indah. Orang-orang di Ruru baik-baik dan lucu-lucu, lagi. Jadinya senang.”
– Ardea Rhema Sikah (Bandung), Penulis dan pengasuh blog www.salamatahari.com, Peserta Angkatan 2011.
“Dua minggu yang paling solid dalam hidup gue. Pulang-pulang, IQ dan berat badan gue meningkat dari sebelumnya.”
– Nastasha Abigail (Jakarta), Penyiar Trax FM Jakarta, Peserta Angkatan 2010.
“Ada tiga hal yang membuat kita pintar menulis artikel senirupa dan budaya visual yaitu: rajin bertanya, banyak membaca dan tidur-tiduran di workshop ini.”
– Christine Franciska (Jakarta), Jurnalis Bisnis Indonesia, Peserta Angkatan 2010.
“Mengikuti workshop ini adalah pengalaman lintas disiplin yang mendebarkan tapi asyik. Saya menjadi berani menjelajahi tema-tema baru dalam menulis.”
– Haris Firdaus (Solo), Jurnalis Majalah Gatra, Peserta Angkatan 2009.
“Seni rupa dan budaya visual adalah ranah yang menjanjikan untuk dikaji lebih jauh oleh intelektual muda Indonesia. Workshop ini adalah salah satu kesempatan yang sangat langka karena tidak banyak diadakan.”
– Ibnu Rizal (Depok), Sarjana Humaniora Sastra Prancis, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, peneliti dan penulis telaah sastra dan budaya visual, Peserta Angkatan 2009.
“Saya merasa sebagai salah satu kelinci yang lolos dari percobaan workshop ini. Sekarang saya punya jarak yang cukup untuk memandang dunia seni rupa dan budaya visual kita.”
– Grace Samboh (Yogyakarta), Penulis dan kurator seni rupa. Peserta Angkatan 2008.
“Menyenangkan bertemu dengan teman-teman dari berbagai latar belakang pengalaman kesenian dan profesi untuk berbagi kegilaan.”
– Mansyur Rahim (Makassar), Field Facilitator JICA Prima Kesehatan, aktif di Tanahindie dan Kampung Buku Makassar sebagai penulis dan peneliti. Peserta Angkatan 2008.
Visual Mengikat Sejarah
ruangrupa mempersembahkan:
Program Presentasi dan Diskusi
“Visual Mengikat Sejarah”
oleh Mitu M. Prie
Moderator : Indra Ameng
Rabu, 15 Mei 2013
19.00 – 21.00
di RURU Gallery
ruangrupa, Jl. Tebet Timur Dalam Raya 6
Jakarta Selatan
Gratis dan Terbuka untuk umum.
Pada program presentasi dan diskusi kali ini, ruangrupa mengundang Mitu M Prie, seorang arkeolog yang lebih dikenal di dunia komunikasi, khususnya periklanan, dan seorang yang juga dikenal aktif bekerja di jejaring komunitas seni budaya. Mitu M Prie akan membagi pengalaman dan pengetahuannya di bidang arkeologi berdasarkan temuan-temuan artefak visual dari abad silam yang dijumpainya dalam berbagai perjalanan ke berbagai tempat di nusantara, diantaranya Pulau Sumatera, Pulau Jawa, Pulau Papua, dan Pulau Sumba. Artefak visual ini memperlihatkan perjalanan sejarah budaya nusantara yang kini masih bisa ditemui jejaknya dalam kehidupan sosial budaya kita di masa sekarang, sebagai sebuah wujud visual yang mengikat identitas kita secara kolektif sebagai bangsa.
Kebudayaan adalah identitas sosial. Dalam konteks makro adalah identitas bangsa. Migrasi, niaga, komunikasi, kreativitas, dan politik mempengaruhi arah-arah pengembangan budaya. Sistem budaya lokal adalah juga bagian dari sistem yang lebih besar. Kini, ketika sistem-sistem budaya lokal dikepung oleh budaya modern, maka budaya sebagai sistem simbolik lokal juga tak bisa lagi berperan sentral sebagai penentu utama tatanan sosial. Tatanan sosial modern urban lebih ditentukan oleh sistem ekonomi, pendidikan, kontrol teknologi, dan lain sebaganya. Tapi, lepas dari semua itu “perjalanan Visual” sepanjang zaman sesungguhnya tetap mengikat kualitas sejarah dan eksistensi kehidupan ke depan, adalah hal yang tak bisa dimungkiri.
Program presentasi dan diskusi kali ini akan mencoba memperlihatkan peta sejarah kekayaan budaya visual lokal sebagai sebuah sumber inspirasi dan pengetahuan yang bisa ditelaah dan dikembangkan lebih jauh lagi, baik bagi perupa untuk menciptakan karya-karya baru di masa sekarang dan masa depan, maupun juga bagi para penulis ataupun bagi siapa saja yang punya minat terhadap sejarah perkembangan budaya visual.
***
Mitu M Prie, lulusan jurusan Arkeologi, Universitas Indonesia tahun 1984. Setelah lulus kuliah, mulai aktif dalam pengembangan berbagai jejaring komunitas seni budaya,. Pernah bekerja di Pusat Penelitian Arkeologi Nasional,Jakarta. Sejak 1988 mulai terjun di dunia komunikasi, berawal dari bidang public relations, periklanan selama belasan
tahun, hingga pertelevisian. Sempat mengajar Sejarah Seni Rupa di ISI Yogya tahun 1987-1989. Tahun 1991,bersama komunitas kreatif periklanan, mengembangkan berbagai kampanye kreatif layanan masyarakat. Salah satu pendiri Kelompok Kreatif Indonesia, si Kancil di tahun 1992. Konsultan kreatif komunikasi berbagai program kesehatan masyarakat (public health) untuk LSM lokal dan lembaga internasional di berbagai provinsi, di Indonesia. Saat ini bekerja sebagai konsultan seni budaya untuk komunikasi berbasis kepurbakalaan. Salah satu peserta dalam Pameran Foto “Mendamba Tubuh”. Goethe Haus, Jakarta, 2010, “Perempuan Papuaku”, 2011, dan telah meluncurkan buku esai foto, “Ini Tong Pu Hidup”, di 2012.
***
w: ruangrupa.org
t: twitter.com/ruangrupa
f: ruangrupafacebook.com/pages/ruangrupa
e: info@ruangrupa.org
SARIMIN IS LOST IN THE MARKET
ARTLAB presents:
SARIMIN IS LOST IN THE MARKET
Friday, 26th April, 2013
At RURU Gallery
Jl. Tebet Timur Dalam raya, No. 6
Jakarta Selatan 12820
Workshop, at 1 pm (Limited & For Free)
Artist Talk, at 5 pm
During the month of April Anja Dornieden & Juan David González Monroy are in Jakarta participating in the ruangrupa ArtLab program.
On the 26th of April, they will give a talk about their film project on the phenomenon of masked monkeys.
They will speak about the results of their research on this marginal economic activity and the way it relates to issues of urban mobility and informal economic transactions.
They will address their artistic process when dealing with these issues and show 16mm footage of the monkeys and their owners shot during the past weeks.
Before the talk, there will be a participatory 16mm film shooting and developing workshop.
***
Art Lab is an project program which is designed to conduct research and collaborations on urban and media issues. Art Lab serves as a collaborative space for individual artis as well as interdisciplinary groups from Indonesia and abroad. Art Lab is a division of ruangrupa, an artists’ initiative established in 2000 by a group of artists in Jakarta.
w: ruangrupa.org
t: twitter.com/ruangrupa
f: ruangrupafacebook.com/pages/ruangrupa
e: info@ruangrupa.org
PRINT: PROCESS
ruangrupa mempersembahkan:
PRINT: PROCESS
Sebuah Pameran Seni Grafis
Seniman:
Grafis Huru Hara, Putri Ayu Lestari, Refreshink Printmaking, Syaiful Ardianto, Taring Babi
Kurator: Asep Topan
PEMBUKAAN PAMERAN
Sabtu, 13 April 2013
19.30 WIB – selesai
di RURU Gallery
Jl.Tebet Timur Dalam Raya No. 6
Jakarta Selatan 12820
PAMERAN
15 – 26 April 2013
11.00 – 21.00 WIB (kecuali hari Minggu)
DISKUSI
Jumat, 19 April 2013
16.00 WIB – selesai
Pembicara: Hafiz Rancajale
RURU Gallery menghadirkan sebuah pameran seni grafis sebagai program pameran pertama di 2013. Untuk program ini, RURU Gallery mengundang kurator muda, Asep Topan, untuk mempresentasikan gagasannya mengenai medium seni grafis dengan mengundang seniman-seniman yang telah intens berkarya melalui eksplorasi teknik cetak.
Dalam pameran ini, Asep Topan, sebagai kurator, mempersoalkan elastisitas seni grafis sebagai medium seni yang tidak kaku dan dapat terus berkembang dikarenakan beragamnya kemungkinan proses cetak-mencetak seiring kemajuan teknologi. Beragamnya pilihan tehnik cetak beserta segala kerumitannya memungkinkan seniman untuk terus bermain-main dan menemukan teknik-teknik baru dalam menyampaikan gagasan artistiknya. Pilihan teknik cetak dan proses yang tepat, dapat menjadi strategi artistik tersendiri bagi seniman untuk memperkuat gagasannya.
Asep Topan mengundang 3 kelompok seniman dan 2 seniman yang memiliki strategi artistiknya masing-masing dalam berkarya lewat seni grafis. Grafis Huru Hara yang merupakan kumpulan pegrafis muda asal Universitas Negeri Jakarta memanfaatkan jumlah anggotanya yang banyak untuk membuat sebuah kumpulan karya grafis dengan berbagai teknik dalam bentuk buku. Putri Ayu Lestari memaksimalkan kekuatan teknik drypoint yang berkarakter kasar untuk mengangkat tema kekerasan dan tabiat buruk manusia dalam karyanya. Komunitas seniman grafis Refreshink Printmaking merespon fenomena komodifikasi terhadap gaya hidup masyarakat dengan penggambaran kembali produk-produk budaya populer melalui teknik cetak saring. Beberapa produk kemasan yang sering ditemukan di masyarakat mereka tampilkan dalam bentuk lain. Syaiful Ardianto menggunakan teknik cetak saring untuk menyusun rangkaian found image gambar togel dan tafsir mimpi yang ia pilih berdasarkan relasinya dengan kegiatan cetak di masyarakat. Gambar-gambar ini kemudian dicetak ulang dalam ukuran dan teknik presentasi tersendiri. Komunitas Taring Babi dengan strategi yang berbeda, lebih menekankan pemanfaatan medium cetak seni grafis sebagai alat propaganda mereka dalam merespon isu sosial politik yang terjadi dewasa ini. Komunitas ini bergerak seiring dengan perlawanan mereka terhadap kemapanan yang mereka lakukan pula dalam jalur yang lain yaitu musik punk-rock.
w: ruangrupa.org
t: twitter.com/ruangrupa
f: ruangrupafacebook.com/pages/ruangrupa
e: info@ruangrupa.org
Artist Talk: Penny Demertzi
Artlab ruangrupa present:
Artist Talk
About an art of collaboration in mobility projects and transactions
With: Penny Demertzi
at RURU Gallery
Thursday, 11th April 2013 (5pm)
Democracy Revisited?Visual Culture?
Envisaging a society of an Identity global fromscratch, I insist on believing and creating in a free and egalitarian public space; a global, collective, fertile, interdisciplinary ground, the shelter-crucible of Human and Social Anatomy and Health.How could you define Mobility and Topicality via the notion of “The Commons”? Based on a sensual causality, coordination and translation,Synaesthesia, I work on three inter-updated and inter-developed levels: visual, sound and poetic written diegesis (as poetry which is defined by fiction, the imitation of the Men who act). I strongly believe in Collectivity. I communicate myself and my work via SAAR (Artistic Research Social Applied) which gets unfold through audiovisual installations and performances, through Synaesthetic Experiments where Politics, Aesthetics,Ethics, Pop Culture, Activism, Performance Art, Visual Culture, Sound Art and Music acausally interact and coexist. They appear as Synaesthetic Radicant EngagedLiterature, as Synaesthetic Radicant Aural Architecture(Radicant is a term — organic form proposed by N. Bourriaud: Radicant is term designating an organism which grows its roots and add new ones as it advances). They are Compositions/Scenarios oscillating between Aristotle’s Mimesis and Brecht’s dialectical theater and they aspire tochallenge, provide and charge society with fertile – humanitarian alternatives, aspirations,realities and dreams. I acknowledge the immediate engagement with humans,the “acquaintance” and communication with them in the STREET as my basic need,priority and responsibility and the motive power of my work is the utilitarian-passionate Act of Participation.
Enrootedness?
From Thessaloniki (Greece) to Utrecht (The Netherlands) to Yogyakarta – Jakarta, Java (Indonesia).
Despoina – Penny Demertzi was born in Athens, Greece in 1980. From 1985 -96 she studied Folk Dance (at the cultural department : municipality of Alexandroupolis, Greece).She studied Archaeology, History and History of Art (specialization Archaeology), at Aristotle University of Thessaloniki, School of Philosophy, Greece and after the completion of her BA she attented the educational program for “Diploma in Translation” of The Institute of Linguists of London at “Metaphrasis”, Thessaloniki, Greece. She continued her studies by attending the MA program in Fine Arts at MaHKU, Utrecht Graduate School of Visual Art and Design, Department of Fine Arts, Utrecht, The Netherlands.She graduated in 2010 with Level A Distinction and Research-Thesis-Project (artistic-academic) entitled Art Gallery: Museology Street / METAPOLIS.From 2009-2011 she was living and working both in Greece and The Netherlands. In 2011 she entered and engaged with Fine Art Contemporary Photography(Thessaloniki, Greece) via workshops given by the Photographer Stratos Kalafatis. Currently, lives in Yogyakarta, Indonesia, where she studies at ISI Yogyakarta , in the Department of Performance Art (traditional and modern Dance) as she gained Darmasiswa scholarship, a scholarship given by Indonesian Government via Dutch Embassy.
LINK:
www.blackmaskco.com/penny
***
Please visit www.ruangrupa.org and follow us on twitter @ruangrupa. Also visit www.okvideofestival.org, www.jakarta32c.org, rrrec.ruangrupa.org, www.karbonjournal.org, www.jarakpandang.net and join with our group Facebook ruangrupa.
ruangrupa
Tebet Timur Dalam Raya No.6
Jakarta Selatan 12820
Telp / Fax : +6221 8304220
www.ruangrupa.org
info@ruangrupa.org
RRREC FEST “The Showcase”
ruangrupa mempersembahkan:
ASING YANG TAK ARTIS LAGI…
RRREC FEST “The Showcase”
Music – Movie – Bazaar
Minggu, 7 April 2013, 17:00 – 23:00 WIB
Halaman Teater Jakarta – Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta Pusat
Bintang Tamu:
Sigmun
Hightime Rebellion
Jirapah
Sentimental Moods
Bazaar:
Adict Adict!, Cobra!, Demajors, GaLaw (Gambar Selaw), Ika Vantiani, Kelas Pagi Jakarta, Kineforum, Niddle n Bitch, PALU, Ruru Shop, Serrum
Donasi Rp10.000,-
Dan dapatkan Pin RRREC FEST “The Showcase” untuk 100 pengunjung pertama!
—
Siaran Pers:
ruangrupa kembali mempersembahkan RRREC Fest (ruangrupa Record Festival) , kali ini dalam bentuk showcase, bertajuk RRREC Fest “The Showcase” yang akan berlangsung pada Minggu, 7 April 2013 di Halaman Teater Jakarta Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat. Gelaran ini diadakan berupa showcase atau program awal menuju festival besar RRREC Fest ke-3 yang akan diselenggarakan pada akhir 2013 ini. Sebelumnya festival ini diselenggarakan pertama kali pada penghujung 2010 lalu sebagai bagian dari perhelatan Decompression #10 – ruangrupa’s 10th Anniversary di Galeri Nasional Indonesia, dan RRREC Fest ke-2 diadakan pada akhir 2011 selama 3 hari di kawasan Cikini, Jakarta Pusat.
Program utama RRREC Fest “The Showcase” adalah konser musik, yang didukung oleh program pemutaran film dan bazaar yang menjual produk seni serta produk kreatif dari seniman muda, kelompok/organisasi/komunitas seni dan mahasiswa-mahasiwa di Jakarta. Seperti untuk RRRec Fest #2, kurator yang memilih bintang tamu, tim artistik, dan pendukung kedua program lainnya dalam festival ini adalah The Secret Agents (Indra Ameng dan Keke Tumbuan).
Band yang tampil dalam showcase kali ini yaitu: SIGMUN, HIGHTIME REBELLION, JIRAPAH dan SENTIMENTAL MOODS, adalah para musisi yang tergolong masih baru dan belum merilis album penuh. Walaupun begitu, saat ini mereka tengah merekah ke permukaan skena musik lokal karena gairah mereka dalam bermain musik mampu menciptakan kreasi unik dalam setiap penampilannya yang impresif dan telah berhasil menghasilkan lagu-lagu dengan komposisi musik yang memukau.
Untuk program film, kami akan memutarkan pilihan karya film pendek dan video lokal yang memiliki relasi khusus dengan musik dalam hubungannya dengan kehidupan masyarakat kota. Karya-karya yang dipilih ini semuanya dikerjakan dengan prinsip kerja film dokumenter. Selain itu secara khusus kami akan memutarkan potongan adegan dari film “Ambisi” (1973), karya sutradara besar Nya Abbas Akup. Film ini menampilkan tokoh-tokoh ternama di dunia musik lokal seperti: Bing Slamet, Benyamin S, Koes Plus, Bimbo, dan God Bless, karenanya kami “highlight” secara khusus sebagai penghormatan atas dokumentasi yang berharga bagi sejarah musik lokal.
Program bazaar mengikutsertakan mereka yang termasuk paling aktif berkesenian ataupun menyokong kegiatan kesenian di dunia kreatif lokal saat ini yaitu: Serrum, Ika Vantiani, Kineforum, Cobra!, Demajors, GaLaw (Gambar Selaw), Kelas Pagi Jakarta, Niddle n Bitch, PALU, Ruru Shop, dan sekelompok mahasiswa Adict Adict!
Soal lokasi, Halaman Teater Jakarta yang terletak dalam Kompleks Taman Ismail Marzuki Pusat Kesenian Jakarta, kami pilih sebagai tempat acara karena sifatnya sebagai sebuah ruang publik yang bisa digunakan bersama demi kepentingan memajukan dinamika kegiatan kesenian dan praktek kebudayaan lainnya. Ruang terbuka ini cukup ideal untuk digunakan bagi siapapun yang ingin mengadakan kegiatan kesenian. Panggung musik yang ditempatkan disini akan menawarkan suasana festival dengan tingkat keakraban sosial yang besar, bersatu dengan bazaar produk-produk kreatif karya para seniman Ibu Kota.
RRREC Fest didedikasikan untuk menemukan, menampilkan, mempromosikan, mempertemukan, menyebarkan, dan menjaga keberlangsungan gagasan kreatif serta potensi yang dimiliki para musisi/band/performer dan seniman lokal. Kami memilih untuk mengadakan festival musik dengan kesadaran untuk membuat sebuah platform bagi terciptanya sebuah meeting point antar seniman dari berbagai disiplin (khususnya seni rupa, musik dan film), dan antara seniman dengan publiknya, serta menjadikan festival kecil ini suatu peristiwa tersendiri yang dapat menginspirasi banyak orang.
Sesuai judul festival ini, RRREC Fest (ruangrupa Record Festival) dimaksudkan untuk mendokumentasikan energi dari generasi musik lokal terbaru baik dalam bentuk audio maupun video, dan juga agar acara ini terekam dalam jiwa para penggemar musik yang menghadiri acara ini.
Festival ini diselenggarakan dengan bekerjasama dengan banyak sahabat, kawan dan pihak sponsor yang sebelumnya kerap bekerja seiring dengan kami. Untuk tata artistik panggung kami bekerjasama dengan Serrum, organisasi seniman yang banyak mengerjakan beragam proyek seni rupa. Program pemutaran film kami kerjakan bersama kineforum Dewan Kesenian Jakarta, sebuah bioskop alternatif terpadu pertama di Jakarta. Sedangkan untuk perekaman dalam format video, kami bekerjasama dengan Forum Lenteng, sebuah organisasi yang bergerak dalam bidang pengembangan medium audio visual, khususnya film dokumenter. Selain itu, kami juga secara khusus mengundang beberapa kolektif seniman untuk terlibat dalam acara ini. Cut and Rescue, untuk menbuat artwork dan desain khusus acara ini. Tim photographer militan, Irockumentary untuk mengabadikan acara ini ke dalam medium fotografi, dan kelompok Gambar Selaw yang akan merekam acara ini ke dalam karya sketsa.
Jakarta, 5 April 2013,
Indra Ameng
(Festival Director)
—
Artwork RRR oleh: Cut and rescue
Acara ini terselenggara atas kerjasama dengan:
Dewan Kesenian Jakarta, Kineforum, Forum Lenteng, Serrum
didukung oleh:
Green Sands, Dinas Pariwisata DKI Jakarta, PKJ TIM, Tan Ek Tjoan, Restoran Trio, The Hangover House
Media Partner:
Majalah Cobra!, Deathrockstar, Gigsplay, Svana Paper, Shutter Beater, IRockumentary, Visual Jalanan, Jakarta Beat, Whiteboard Journal, Cinema Poetica, Geeksbible, Freemagz.com, Demajors Radio, Hujan! Radio, Rurushop Radio
Info lebih lanjut:
e: info@ruangrupa.org
h: rrrec.ruangrupa.org | ruangrupa.org
t: @rrrec_fest | @ruangrupa
==========
Press Release:
ruangrupa presents
RRREC Fest “The Showcase”
Music / Movie / Bazaar
Sunday, 7 April 2013, 17.00 – 23.00
at Teater Jakarta Square, Taman Ismail Marzuki, Cikini, Central Jakarta.
Featuring: Sigmun, Hightime Rebellion, Jirapah, and Sentimental Moods.
ruangrupa will be orchestrating the third RRREC Fest (ruangrupa Record Festival) by the end of 2013, but first it will be preceded by a “warming-up” event, which is presented in the form of a showcase entitled RRREC Fest “The Showcase”. The showcase event is held on Sunday, 7th April 2013, at Teater Jakarta Square in Taman Ismail Marzuki Cikini, Central Jakarta. Previously, this festival was first held on the end of 2010, as part of ruangrupa’s 10th anniversary celebration “Decompression #10″, at the National Gallery of Indonesia. The second RRRec Fest (Rrrec Fest #2) was held on the end of 2011, as a three day festival, featuring programs held at venues around Central Jakarta, mostly within the Cikini area.
The main program of RRREC Fest “The Showcase” is a music concert, accompanied by supplementary programs such as film screenings as well as a bazaar that offers products of creativity, alongside works by upcoming artists and art organizations / communities / groups, plus students in Jakarta. Identical to RRRec Fest #2, the curators selecting the performing artists, the artistic team, and the programs participants for this event are Indra Ameng and Keke Tumbuan (also known as “The Secret Agents”).
The bands performing in this showcase, namely: SIGMUN, HIGHTIME REBELLION, JIRAPAH and SENTIMENTAL MOODS, are amongst those who are still considered new in the local music scene and have yet released their first full albums. Even so, at this point in time they have blossomed upwards on to the top surface of our local music scene, for they are driven by their passion in achieving good music that can potentially generate unique creations within each and every one of their performances that are impressive and have successfully produced numerous songs with outstanding music arrangements.
For the film screenings program, there will be a selection of short films and local video works that are especially in close relation to music and its relationship with people and the urban lifestyle. All the chosen film and video works for the screening program are those that were made using the principle style of documentary films. Aside from that, we will show scene footages of the film “Ambisi” (1973), by the legendary director Nya Abbas Akup. This film features some of the most popular names in the local music scene of that era, such as: Bing Slamet, Benyamin S, Koes Plus, Bimbo, and God Bless; therefore it will be shown as a “highlight” of this event, as a gesture of our respect for this precious documentation of our local music history.
The bazaar program is participated by those belonging to a group of people and communities that are most active in creating, as well as supporting, plentiful artistic activities in the local creative scene of today. They are: Serrum, Ika Vantiani, Kineforum, Cobra!, Demajors, GaLaw (Gambar Selaw), Kelas Pagi Jakarta, Niddle n Bitch, PALU, Ruru Shop, and a students club called Adict Adict!
The location of this showcase event, Teater Jakarta Square that is inside the compound of Taman Ismail Marzuki Jakarta Arts Centre, was chosen for its reputation as a public space that can be utilized by all, in the best interests of improving the dynamics of activities in arts and other cultural practices. This public space is idyllic enough to be used by anyone who wants to organize artistic events. A music stage placed in this area definitely offers a festival ambiance with a tremendous intimately social atmosphere, entwined by a bazaar filled with creative products that are made by artists of the Capital City.
RRREC Fest is dedicated to finding, displaying, promoting, uniting, spreading, and keeping the flow of creative ideas and the strength possessed by musicians / bands / performers, together with local artists. We choose to held this music festival, with the cognizance of creating a platform for the creation of a meeting point between artists from various backgrounds (especially fine art, music, and film), between artists and their public; also to develop this small event to become a one of its kind occasion that can inspire people.
Like the name of this festival, RRREC Fest (ruangrupa Record) is intended to document the spirit of the contemporary local music generation, in audio as well as in video or any form of visual imagery, and also to create a memory that will be recorded within the soul of every music lovers attending this event.
This festival is done by collaborating with many of our dear friends, acquaintances, and sponsors that have previously worked together with us. For the stage artistic designs, we collaborate with Serrum, an artists’ organization that have done various art projects. The film-screening program is collaboration with kineforum DKJ, the first and only alternative movie theatre in Jakarta. And for video documentation, we work together with Forum Lenteng, an organization that focuses on developing the audio-visual medium, especially in documentary films. Aside from all that, we specifically invited a few artist’ collectives to be involved in this event; Cut and Rescue for their unique artwork and the show’s distinctive designs, IRockumentary to document the event using photography as their medium, and Gambar Selaw club that will document the event by drawing sketches.
Jakarta, 5 April 2013,
Indra Ameng
(Festival Director)
—
This event is feasible through our collaboration with: Jakarta Arts Council (DKJ), Kineforum, Forum Lenteng, and Serrum
And the support from: Green Sands, DKI Jakarta Department of Tourism, TIM Jakarta Arts Centre, Tan Ek Tjoan Bakery, Trio Restaurant, and The Hangover House
Media Partners : Majalah Cobra!, Deathrockstar, Gigsplay, Svana Paper, Shutter Beater, IRockumentary, Visual Jalanan, Jakarta Beat, Whiteboard Journal, Cinema Poetica, Geeksbible, Freemagz.com, Demajors Radio, Hujan! Radio, Rurushop Radio.
More info on: rrrec.ruangrupa.org | ruangrupa.org | follow us on Twitter: @rrrec_fest | @ruangrupa
And get up-dated on our activities: www.facebook.com/rrrecfest
***
Please visit www.ruangrupa.org and follow us on twitter @ruangrupa. Also visit www.okvideofestival.org , www.jakarta32c.org , www.rrrec.ruangrupa.org , www.karbonjournal.org, www.jarakpandang.net and join our group Facebook ruangrupa.