Program serial diskusi SARJANA MUDA

ruangrupa mempersembahkan:

Program serial diskusi “SARJANA MUDA”
Edisi 4-6

e-flyers_prog_sarjana_muda_4_6

Program serial diskusi Sarjana Muda kali ini akan diadakan selama 3 hari berturut-turut, dari 4-6 Mei 2015. Seperti sebelumnya, Sarjana Muda menghadirkan pembicara yang berlatar belakang pendidikan magister dari berbagai bidang, yang akan mempresentasikan hasil ataupun bahan riset yang sedang berjalan untuk isu-isu tertentu, sesuai dengan bidang masing-masing. Presentasi para pembicara akan ditanggapi oleh ruangrupa dan dilanjutkan dengan diskusi dengan para peserta yang hadir.

Acara ini terbuka untuk umum dan tidak dipungut bayaran.

***

Senin, 4 Mei 2015
19.00 – selesai

Javanese Black Metal: Identitas Subkultural Metal Underground di Indonesia

Pembicara:
Yuka Dian Narendra, adalah mahasiswa program doktoral Fakultas Ilmu Budaya- Universitas Indonesia. Sejak 2012 ia meneliti fenomena black metal Indonesia di pulau Jawa khususnya di Sidoarjo dan Kediri.

Penanggap:
Reza “Asung” Afisina, adalah koordinator Art Lab ruangrupa. Ia adalah seniman video art dan performance art.

Abstrak: Geliat Metal di Indonesia hampir dua dekade terakhir membuktikan genre ini berhasil membangun jejaring produksi, reproduksi dan konsumsi subkultural yang kokoh, bahkan menjawab persoalan yang paling esensial dalam ranah industri yaitu akumulasi kapital. Mereka berhasil membangun jagad kulturalnya sendiri yang independen, ditambah dengan arus kapital ekonomi dalam jumlah besar. Ekses lebih jauh dari posisi ini adalah daya tarik politik yang muncul dari Metal Indonesia, karena kemampuannya menyerap massa ideologis yang besar. Dengan membaca fenomena Metal di Indonesia, kita dapat memahami bagaimana generasi muda menggunakan nalar subkulturalnya untuk mengartikulasikan kembali keindonesiaan yang mereka bayangkan. Pembacaan ini dapat memancing pertanyaan baru: keindonesiaan macam apakah yang mereka bayangkan?

***

Selasa, 5 Mei 2015
Rekayasa dan Reka Cipta (Sistem Dagang) Makna

Pembicara:
Cecil Mariani, adalah perancang grafis lulusan program magister School of Visual Art, New York. Saat ini ia fokus mengembangkan studi maupun praktek ekonomi alternatif di kalangan pekerja seni.

Penanggap:
Pringgotono, adalah seniman dan pendiri Serrum. Salah satu proyeknya yang dikenal luas adalah Dinas Artistik Kota.

Abstrak: Seringkali mekanisme pendanaan maupun metode akademik konvensional mengimposisi seni dan kreatifitas melalui agenda politik pendana ataupun platform-platform operasional. Presentasi ini menawarkan: beberapa metode pembacaan konvensional yang sama untuk melawan imposisi dominasi tersebut; upaya membaca pola, formula dan strategi peran seni dan pengetahuan untuk perubahan; mencari formula baru atau memahami ulang formula lama dengan mengamati motif-motif ekonomi, teknologi, perang, inovasi dan pola dominasi makna. Seperti ikan menanyakan konstitusi air, presentasi ini juga bermaksud menanyakan sistem operasi tempat kita hidup dan berpraktek kreatif saat ini? Apakah kita terlalu bergantung pada derma patron dan kapital besar? Bagaimana pola, formula dan sistem beroperasi yang barangkali terlewat untuk dipertanyakan dan atau dijadikan sumber inspirasi?

***

Rabu, 6 Mei 2015

Sinema dan Mise En Scene

Pembicara:
Puput Kuspujiati adalah peneliti dan pengajar di Fakultas Film dan Televisi, Institut Kesenian Jakarta. Ia menyelesaikan program magister di Études Cinématographiques et Audiovisuelles, Université Sorbonne Nouvelle-Paris 3.

Penanggap:
Ardi Yunanto adalah arsitek, editor, perancang grafis, dan penonton film. Ia aktif di ruangrupa sejak 2005 sebagai editor Jurnal Karbon, dan saat ini sedang meriset cerita detektif di Indonesia.

Abstrak: Disadari atau tidak, pada dasarnya sinema selalu saja bersinggungan dengan dunia seni pertunjukan. Pengadeganan merupakan hal sederhana yang sering tepikir jika kita berbicara tentang hubungan antara Sinema dan seni pertunjukan. Namun istilah “mise en scene” – berarti secara harafiah “penempatan dalam scene” –  yang hari ini dipergunakan dalam film juga berasal dari seni teater. “Mise en scene” yang terdapat dalam film bukan saja membahas masalah mise (mettre atau menempatkan) dan scene yang meliputi elemen-elemen visual seperti setting, décor, gerak pemain, kostum, properti, pencahayaan dan lain sebagainya, namun perlu juga untuk diketahui bahwa mise en scene film adalah sebuah seni, sebuah teknik, ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan estetika visual dalam sinema.

 

Info lebih lanjut:
w: ruangrupa.org | t: @ruangrupa | f: ruangrupa | i: @ruangrupa | e: info@ruangrupa.org

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>